USD/JPY Hentikan Tren Naik Dua Hari di Sekitar 113,50, Ikuti Imbal Hasil
- USD/JPY mundur dari puncak mingguan, yang menyegarkan terendah intraday.
- Imbal hasil obligasi pemerintah AS turun, saham berjangka menyusut karena berita-berita utama geopolitik membebani optimisme sebelumnya.
- PDB Kuartal 3 Jepang datang lebih lemah, Survei Tankan menggambarkan optimisme untuk bulan Desember.
- Beberapa katalis kualitatif akan menjadi penting untuk petunjuk arah yang jelas di tengah kurangnya sejumlah data/acara utama.
USD/JPY tetap tertekan di sekitar terendah harian di 113,35 saat pasar di Tokyo dibuka untuk hari Rabu ini. Dengan demikian, pasangan yen tersebut turun untuk pertama kalinya dalam dua hari, turun 0,05% akhir-akhir ini, karena tantangan baru terhadap sentimen membebani bunga obligasi AS.
Di antara sejumlah katalis risiko utama adalah ketegangan geopolitik antara Washington dan Kremlin, serta perselisihan AS-Tiongkok. Yang semakin memperburuk sentimen masam bisa jadi adalah sejumlah laporan seputar ketakutan gagal bayar perusahaan-perusahaan real estat Tiongkok.
Presiden AS Joe Biden memperingatkan Rusia terkait sanksi dan membantu Ukraina dengan kekuatan militer jika Kremlin menyerang Kyiv. "Pemerintahan Biden sedang dalam 'konsultasi intensif' dengan pemerintah Jerman yang baru mengenai tanggapannya jika Rusia menginvasi Ukraina dan yakin Jerman akan siap untuk mengambil tindakan signifikan jika Rusia melancarkan serangan, menurut seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS pada Selasa," kata Reuters.
Lebih lanjut, boikot AS terhadap Olimpiade Beijing 2022 bukan pertanda baik bagi Tiongkok karena negara naga itu mengisyaratkan konsekuensi atas hal yang sama. Selain itu, optimisme pasar juga memudar di tengah keraguan atas kemampuan perusahaan real estat Tiongkok, Evergrande dan Kaisa, untuk membayar utang yang membayangi setelah nyaris tidak membayar bunga.
Perlu dicatat bahwa optimisme Jepang untuk lebih banyak stimulus dan meredanya ketakutan akan varian virus Corona Afrika Selatan, yang dijuluki sebagai Omicron itu membuat para pembeli USD/JPY tetap optimis. Terkait hal ini juga adalah kesiapan Tiongkok untuk menjaga sistem keuangan dari risiko gagal bayar dan COVID.
Berbicara tentang data, PDB Kuartal 3 Jepang turun di bawah perkiraan awal -0,8% ke -0,9% sementara survei Pabrik Tankan untuk bulan Desember cukup optimis, yang mengutip indeks manufaktur yang menyegarkan tertinggi empat bulan.
Sementara yang menggambarkan sentimen pasar, imbal hasil Treasury 10-tahun AS menghentikan tren naik dua hari di sekitar 1,47%, turun dua basis poin (bp), sedangkan Kontrak berjangka S&P 500 berusaha keras untuk mengikuti indeks-indeks acuan Wall Street yang mengalami rally terbesar sejak Maret.
Mengingat kurangnya sejumlah data/acara menarik di kalender, beberapa berita utama terkait risiko penting bagi para pedagang USD/JPY untuk diperhatikan agar mendapat dorongan baru.
Analisis Teknis
Doji hari Selasa di bawah level 20-DMA di 113,95 mengarahkan USD/JPY menuju garis resistance sebelumnya dari Maret, baru-baru ini di sekitar 112,60.