IHSG Menguat 0,44% Usai Libur, BTPN Meroket dan Asing Serbu TLKM-ANTM
- IHSG menguat 0,44% ke level 6.927 didorong kinerja sektor IDXBASIC yang melonjak 3,33%.
- BTPN dan KRYA memimpin top gainers, masing-masing naik 24,8% dan 21,1%, di tengah minat beli tinggi dari investor.
- BBCA menguat tipis ditopang laba bersih 16% YoY, sementara BMRI terkoreksi 2,9% dan dilepas asing Rp55,7 miliar di tengah stagnasi laba.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada awal perdagangan hari Senin, 30 Juni 2025, dan ditutup naik 0,44% atau 30 poin ke level 6.927, setelah libur panjang pekan lalu. Penguatan indeks ini ditopang oleh aksi beli investor terhadap saham-saham komoditas dan sektor dasar.
Sepanjang hari, IHSG bergerak dalam rentang 6.876-6.949, dengan pembukaan di 6.936 dan penutupan mendekati level tertingginya. Salah satu sektor yang memberikan kontribusi terbesar adalah IDX Basic Materials (IDXBASIC) yang melonjak 3,33% ke level 1.480. Sektor ini naik 47 poin dari posisi sebelumnya di 1.432, setelah sempat menyentuh level tertinggi di 1.484.

Grafik Harian IHSG, 30 Juni 2025 | Sumber: Tradingview dan Indo Premier
Di sisi lain, indeks PRIMBANK10 menjadi salah satu yang tertekan, ditutup melemah 1,50% atau turun 2 poin ke level 191, mencerminkan tekanan jual pada sektor perbankan tertentu.
Di jajaran top gainers, PT Bank BTPN Tbk (BTPN) dan PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) mencatatkan kenaikan harga tertinggi pada perdagangan hari ini. Saham BTPN melesat 24,8% atau naik Rp500 ke harga Rp2.520, sementara KRYA menguat 21,1% ke level Rp149, naik Rp26 dari hari sebelumnya.
BBCA dan BMRI: Saham dengan Valuasi Jumbo, Arah Berlawanan
Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) ditutup menguat tipis sebesar 0,3% atau naik 25 poin ke level 8.675 pada perdagangan hari ini. Meski sempat dibuka lebih rendah di 8.575 dan bergerak dalam rentang 8.550-8.825, saham BBCA tetap mencatatkan transaksi aktif dengan volume 1,9 juta lot dan nilai perdagangan terbesar yang mencapai Rp1,6 triliun. Sentimen positif terhadap BBCA masih ditopang oleh kinerja keuangan yang solid, di mana laba bersih per Mei 2025 tercatat tumbuh 16% YoY menjadi Rp25,2 triliun.
Sebaliknya, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengalami koreksi signifikan sebesar 2,9% atau turun 145 poin ke level 4.880, meski sempat dibuka menguat di level 5.050 yang juga menjadi level tertingginya hari ini. Harga saham kemudian melemah hingga menyentuh level terendah harian di 4.880. Dengan volume transaksi 2,2 juta lot dan nilai perdagangan Rp1,1 triliun, tekanan jual terus mendominasi sepanjang sesi. Tekanan ini terjadi ditengah laporan keuangan Bank Mandiri yang stagnan. Laba bersih Bank Mandiri selama Januari-Mei 2025 nyaris tidak tumbuh secara tahunan di angka Rp19,7 triliun, meskipun secara bulanan mencatat kenaikan. Saham BMRI juga masuk daftar saham yang paling banyak dilepas asing hari ini, dengan catatan jual bersih mencapai Rp55,7 miliar. Tekanan dari investor global ini turut menambah beban pada pergerakan saham Bank Mandiri di tengah stagnasi kinerja laba.
Asing Jual Bersih Rp358 Miliar, TLKM dan ANTM Jadi Incaran di Tengah Tekanan pada BBRI dan ICBP
Meski investor asing membukukan aksi jual bersih sebesar Rp358,73 miliar di seluruh pasar hari ini, sejumlah saham unggulan tetap menarik minat beli asing. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menjadi incaran utama dengan pembelian bersih mencapai Rp139,1 miliar, diikuti oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sebesar Rp114,4 miliar.
Di sisi lain, aksi jual asing paling besar tercatat pada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai Rp496,4 miliar, disusul oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) yang dilepas sebesar Rp101,7 miliar.