Back

EUR/USD Menghadapi Tekanan Jual di Dekat 1,0740 Jelang Penjualan Ritel AS

  • EUR/USD mendapati tekanan di dekat 1,0740 karena Dolar AS menguat menjelang data Penjualan Ritel AS untuk bulan Mei.
  • Penjualan Ritel AS diprakirakan tumbuh 0,2% setelah tetap datar di bulan April.
  • Para pengambil kebijakan ECB tetap khawatir karena prospek inflasi tampaknya masih sulit.

EUR/USD berjuang untuk melanjutkan pemulihan di atas 1,0740 di sesi Eropa hari Selasa. Pasangan mata uang utama ini menghadapi tekanan karena Euro masih tertekan akibat gejolak politik di Prancis dan penguatan Dolar AS (USD) menjelang data Penjualan Ritel Amerika Serikat (AS) untuk bulan Mei.

Euro telah berada di bawah tekanan sejak Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan pemilihan sela setelah aliansi Sentralis mengalami kekalahan dari Marine Le Pen's National Rally (RN) dalam pemilihan Parlemen Eropa. Para investor khawatir bahwa pembentukan pemerintahan RN akan memicu krisis keuangan di negara dengan perekonomian terbesar kedua di Uni Eropa (UE) ini. RN telah menjanjikan usia pensiun yang lebih rendah, pemotongan harga energi, lebih banyak pengeluaran publik, dan kebijakan ekonomi "Prancis pertama" dalam manifestonya.

Dari sisi kebijakan moneter, para pengambil kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) terus menekankan untuk mempertahankan suku bunga dalam waktu dekat, karena pendekatan pelonggaran kebijakan yang agresif dapat meningkatkan kembali tekanan harga. ECB menurunkan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 basis poin (bp) untuk pertama kalinya sejak 2019 pada pertemuan Jue karena tekanan harga yang semakin tinggi akibat pandemi Covid dan perang Rusia-Ukraina.

Intisari Penggerak Pasar Harian: EUR/USD Menunjukkan Kinerja yang Lemah

  • EUR/USD berkonsolidasi dalam kisaran ketat di atas 1,0700 karena para investor mengalihkan fokus ke data Penjualan Ritel bulanan AS untuk bulan Mei, yang akan dipublikasikan pada pukul 12:30 GMT (19:30 WIB). Data Penjualan Ritel – ukuran utama belanja rumah tangga – diprakirakan tumbuh 0,2% setelah tidak berubah pada bulan April.
  • Kenaikan yang lebih rendah dari prakiraan pada data Penjualan Ritel dapat mengakibatkan tekanan besar pada Dolar AS karena akan meningkatkan keyakinan bahwa kemajuan dalam proses disinflasi akan terus berlanjut. Saat ini, Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai Greenback terhadap enam mata uang utama, pulih dengan kuat setelah terkoreksi sedikit ke 105,25. Data Penjualan Ritel yang lemah juga akan mendorong ekspektasi pasar untuk Federal Reserve (The Fed) menurunkan suku bunga dua kali tahun ini.
  • Perangkat CME FedWatch menunjukkan probabilitas yang lebih tinggi bahwa suku bunga akan mulai menurun sejak pertemuan bulan September, dengan lebih banyak penurunan suku bunga di bulan November atau Desember. Sebaliknya, data Penjualan Ritel yang optimis akan memperkuat daya tarik Dolar AS dan memaksa para pedagang untuk mengurangi taruhan yang mendukung penurunan suku bunga untuk bulan September.
  • Sementara itu, para pengambil kebijakan The Fed mempertahankan argumen mereka bahwa hanya akan ada satu kali penurunan suku bunga tahun ini. Para pejabat telah mengakui bahwa perkembangan inflasi yang menurun ke tingkat yang diinginkan yaitu 2% telah berlanjut setelah laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk bulan Mei menunjukkan bahwa tekanan harga mendingin lebih dari yang diharapkan. Meskipun laporan IHK yang lemah cukup melegakan bagi para pengambil kebijakan, mereka ingin melihat inflasi menurun selama berbulan-bulan sebelum dimulainya proses normalisasi kebijakan.
  • Pada hari Senin, Presiden The Fed Bank Philadelphia Patrick Harker mendukung untuk mempertahankan suku bunga pada level saat ini untuk mempertahankan tekanan turun pada inflasi di berbagai sektor seperti perumahan dan jasa, terutama asuransi dan perbaikan mobil. Ketika ditanya mengenai prospek suku bunga, Harker melihat satu kali penurunan suku bunga acuan tahun ini jika prakiraan ekonominya sesuai, Reuters melaporkan.

Analisis Teknis: EUR/USD Masih Berada di Bawah EMA 200 Hari

EUR/USD menghadapi tekanan dalam upaya untuk melampaui resistance terdekat di 1,0740. Batas miring ke bawah dari formasi Segitiga Simetris (Symmetrical Triangle) pada kerangka waktu harian, yang diplot dari level tertinggi 28 Desember 2023 di 1,1140, bertindak sebagai penghalang utama bagi para pembeli Euro.

Pasangan mata uang utama ini diprakirakan akan menemukan support di 1,0636, dekat garis tren miring ke atas dari pola grafik yang diplot dari level terendah 3 Oktober 2023 di 1,0448, dan bantalan horizontal yang diplot dari level terendah 16 April di sekitar 1,0600.

Prospek jangka panjang pasangan mata uang bersama ini juga berubah negatif karena harga turun di bawah Exponential Moving Average (EMA) 200-hari, yang diperdagangkan di sekitar 1,0800.

Relative Strength Index (RSI) 14 periode turun di bawah 40,00. Akankah momentum berubah menjadi bearish jika bertahan di bawah level yang sama?

Para Pejabat The Fed Tidak Terburu-buru Memangkas Suku Bunga, Tunggu Perkembangan Inflasi Lebih Lanjut

Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga tidak berubah pada 5,25%-5,5% setelah pertemuan kebijakan bulan Juni, seperti yang diharapkan. Ringkasan Proyeksi Ekonomi (Summary of Economic Projections/SEP) yang telah direvisi, yang disebut dot plot, menunjukkan bahwa para pengambil kebijakan terpecah atas prospek suku bunga jangka pendek. Empat dari 19 pejabat tidak melihat adanya penurunan suku bunga pada tahun 2024, tujuh memproyeksikan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp), sementara dela
Baca selengkapnya Previous

Gas Alam Melanjutkan Koreksi karena Meredanya Ketegangan di Gaza

Harga Gas Alam (XNG/USD) diperdagangkan secara luas datar pada hari Selasa dan bertahan di atas level $2,80 sambil mencoba menghindari penurunan beruntun selama lima hari. Meredanya tekanan terhadap harga komoditas energi terjadi setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membubarkan kabinet perangnya, dan konvoi bantuan kemanusiaan diizinkan masuk ke wilayah Gaza pada hari Senin. Hal ini meredakan ketegangan di wilayah tersebut sejak 10 Oktober 2023, ketika Hamas menyerang festival musik Israel.
Baca selengkapnya Next